BONDOWOSO, Wirawiri Entertainment-
Berawal dari tahun 1995 di kota Tulungagung, ketika terjadi bencana banjir bandang,yang menerjang semua lahan petani tembakau, dari keluarga sangat sederhana Suryono muda ijin kepada ibu tercintanya mencoba berjuang di Kota Metropolitan Jakarta mencari sesuap nasi.
Dengan menaiki kereta menuju Jakarta tanpa arah dan tujuan,hanya teringat satu nama Sertu Sadji. Sesampai di Stasiun Pasar Senin Jakarta, Suryono langsung menuju Mako Polda Metro Jaya.
Sehari tidak bertemu kawannya,dengan bertahan bermalam tidur ditrotoar Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
Baru keesokannya bisa bertemu Sertu Sadji, lalu saya diajak ke kontrakannya.
Bertahan di Jakarta dengan menjadi tukang ojek,di wilayah Bekasi, Duren Jaya tepatnya dengan menggunakan motor milik mas Abdi orang Nganjuk,kalau pagi sampai siang dipakai beliau kalau malam saya gunakan untuk ngojek.
Dengan berjalannya waktu ada orang baik yang menawarkan pekerjaan, bantu memelihara dan memberi pakan burung milik orang berada pejabat sayapun tidak tau siapa.
Pemilik rumah yang sangat baik menawarkan pekerjaan menjadi petugas Jasa Marga jalan tol, lalu ditawari menjadi anggota Polri,saya dengan nekat mencoba akhirnya diterima menjadi anggota Polri di SPN Batua Ujung Pandang.
Begitu saya diterima menjadi Polisi, lalu pulang pada saat lebaran kekampung halaman Tulungagung dengan memakai atribut siswa. Tetangga pada membully dikiranya saya Stres,karena tetangga tidak tau saya sudah menjadi anggota Polisi. Lalu Bapak saya menangis mendengar omongan dari para tetangga dikiranya saya gila.
Begitu pelantikan saya berdinas pertama di Mako Brimob Polri Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Dahulu dikenal D-6000, dari 6000 personel yang terseleksi hanya 130 orang masuk Gegana.
Saat tugas di Aceh saya kecelakaan adanya bom mobil hingga membuat tangan saya hancur harus perawatan operasi sebanyak lima kali di Jakarta. Saat di Rumah sakit tersebut saya akhirnya kenal dengan Dwi Supatmi Ningsih gadis asal Sragen yang merawat saya di Rumah sakit Kramatjati selama empat bulan enam hari, hingga menjadi istri saya sampai sekarang.
Dan memiliki dua keturunan,anak pertama Arikoh Surya Gegana dan Satrio Suryo Tetuko.
Lalu karir saya tugas di tempat kelahiran Tulungagung menjabat Sat Intel Kam Polres Tulungagung, lalu sekolah jenjang perwira di Sukabumi lalu kembali ke Tulungagung,lalu menjabat KRI di Madiun Kota. lalu KBO Lantas Tulungagung hingga menjabat menjadi Kasatlantas Polres Bondowoso sampai sekarang .
AKP Suryono terlahir di Tulungagung 12 Agustus 1974 dari pasangan Suratin dan Alm Sumanto. Bapak Sumanto pekerjaannya adalah pencari katak hijau disawah dan ibu Suratin pengepul katak untuk dijual di Tulungagung dan kota lainnya.
Tidak ada dalam kamus saya dan keluarga saya menjadi seorang anggota Polisi dan perwira sampai saat ini semua berkat doa dari ibu dan bapak saya.
Demikian sedikit kisah anak Pencari katak yang menjadi Polisi,terima kasih. Sukses Kasat Lantas Polres Bondowoso AKP Suryono.S.Sos (Bagus)
Tidak ada komentar
Posting Komentar